Selasa, 29 November 2011

Sisi Lain Umat Islam

Di jaman modern seperti saat ini masih saja ada sebagian orang yang percaya pada tahayul, betapa tidak sebagian dari mereka percaya pada hal-hal yang dikeramatkan mendatangkan berkah, apalagi dari sebagian mereka mayoritas adalah pemeluk agama islam. Dalam ajaran agama islam kita dilarang percaya pada benda-benda yang dianggap keramat mendatangkan berkah, seperti percaya pada makam seorang wali, jika berdoa di sana maka akan dikabulkan, dan lain sebagainya, dalam istilahnya disebut perbuatan syirik. Kita dilarang melakukan syirik, karena syirik adalah dosa besar. Penulis sendiri tak melarang berziarah kubur, karena ada hadist Nabi yang membolehkannya, namun yang penulis anggap salah adalah prakteknya langsung di lapangan, mereka bukannya berdoa atau meminta pada Allah, malah kepada arwah dari makam tersebut.
Sumber Air Mata Ibu

Pintu Masuk Air Mata Ibu

Kompleks makam Air Mata Ibu



Pintu Masuk

Kejadian seperti itu masih saja ada, yang penulis sangat sayangkan adalah ketika tempat-tempat itu dijadikan sebagai tempat bisnis. Penulis mengetahuinya langsung setelah penulis berkunjung ke salah satu obyek wisata di pulau Madura, yaitu Air Mata Ibu dan Batu Ampar. Penulis awali dengan mengunjungi Air Mata Ibu yang terletak tak jauh dari Jembatan Suramadu. Air Mata Ibu adalah makam dari seorang perempuan sholehah, yang konon katanya sang perempuan tersebut ditinggal perang oleh suaminya, sang isteri tersebut setiap malam berdoa pada Allah agar sang suami diberikan kemenangan dalam perang tersebut, sang isteri tersebut menangis setiap harinya sampai-sampai disekitarnya basah oleh air matanya, dan konon katanya sumber yang sekarang masih ada di dekat makamnya adalah bekas dari linangan air mata sang isteri tersebut.

Penulis disuguhi pemandangan yang cukup menyentuh hati, yaitu daripintu masuk makam berjejer para pengemis yang menengadahkan tangannya. Memang tak bisa dipungkiri, setiap tempat-tempat strategis dan banyak dikunjungi halayak di situ banyak pengemis. Perjalanan penulis lanjutkan sampai makam dari isteri sholehah tersebut, penulis melihat banyak sekali jejeran botol air minum yang ditaruh di dekat makam, penulis berpikiran mengapa ada air minum di tempat ini, setelah diselidiki ternyata orang yang menaruh botol di situ punya harapan agar air tersebut memabawa berkah. Setelah itu penulis lanjutkan perjalan ke mata air yang katanya asalnya dari air mata sang pemilik makam tersebut. Banyak sekali yang antri sampai berdesak-desakan ingin mendapatkan air yang katanya membawa berkah. Yang penulis sayangkan adalah mengapa yang mengambil air harus beli, apakah ini dijadikan sebagai bisnis, dan dimanfaatkan oleh beberapa orang untuk mengeruk untung. Ya, itu urusan mereka.

Perjalanan dilanjutkan ke Batu Ampar, dalam perjanan ke tempat ini, membutuhkan kurang lebih 2 jam dari Air Mata Ibu mungkin karena kondisi jalan yang sempit selain itu juga jalan licin akibat diguyur oleh hujan, sama seperti Air Mata Ibu, tempat ini juga merupakan makam dari seorang wali yang sangat dikagumi oleh orang-orang Madura, selain karena kedalaman ilmunya, juga karena pengaruhnya dalam menyebarkan agama islam di daerah situ. Pemandangan di sekitar jalan menuju makam dipenuhi oleh orang-orang yang berjualan baik pakaian, makanan, peralatan-peralatan dan banyak yang lainnya. Dengan adanya kompleks makam di Batu Ampar, secara tidak langsung telah membantu perekonomian waga di sekitarnya. Seperti makam-makam yang banyak dikunjungi orang pada umumnya, makam ini juga ada juru kuncinya. Juru kunci ini dimaksudkan sebagai orang yang menjaga makam tersebut, baik dalam kebersihan, keamanan, dan lain sebagainya. Namun juga juru kunci ini juga mengetahui sejarah-sejarah mengenai makam tersebut, sayangnya penulis tidak dapat menggali info yang banyak mengenai Batu Ampar tersebut.

Seharian lelah melakukan perjalanan telah ditebus dengan banyaknya pengalaman-pengalaman. Penulis sadar ternyata masih saja ada sebagian masyarakat yang masih percaya pada hal-hal yang tahayul, seharusnya kita harus percaya pada Sang Khalik. Tuhan yang telah menciptakan kita dan para pendahulu-pendahulu kita.

2 komentar:

  1. bener banget zay, prihatin dengan keadaan Islam yang sekarang. moga kita bisa mengubah itu di masa depan ya

    BalasHapus

Mari kita biasakan untuk tidak COPAS, dan tinggalkan komentar untuk blog ini. Terima kasih