Judul Novel : Hafalan Sholat Delisa
Penulis : Tere liye
Penerbit : Republika
Cetakan : 2005
Tebal : 248 hal
Alisa Delisa, bocah Lhok Nga berusia 6 tahun yang tinggal bersama ibunya Ummi, panggilannya serta ketiga kakaknya, Cut Fatimah (15 tahun) dan si kembar Cut Aisyah dan Cut Zahra (12 tahun). Ayah mereka Abi Usman yang bekerja di kapal tangker, Delisa panggilan akrab Alisa Delisa. Delisa anak yang aktif, lincah dan suka bertanya.
Delisa mendapat tugas dari sekolah untuk menghafalkan bacaan sholat, apalagi Umi, ibunya akan membelikan kalung emas jika Delisa mampu menghafalnya, dengan susah payah dan terbata-bata. “In-na sha-la-ti, wa-nu-su-ki, wa-ma….wa-ma….wa-ma….” Delisa diam, kesulitan untuk melanjutkan bacaannya. Ia pejamkan mata, dan menarik rambutnya, seakan sedang berfikir keras. “Wa-ma…Waaaa-, waaa,wa-ma…”. “Waaaaa ma-cet nih ye!” Aisyah yang sedang bermain gundu dengan Zahra tak tahan menahan tawa. Menyahut bacaan Delisa.
Pagi itu, 26 Desember 2004. Delisa maju di muka kelas. Ujian hafalan shalat yang dinanti-nanti. Ummi menunggu di luar kelas.
Delisa sedang khusyuk.
“Allahu Akbar”.
Tiba di penghujung kalimat itu. Bagai dipukul tenaga raksasa. Air yang tersedot ke dalam rekahan tanah tadi kembali mendesak keluar. Mendesis mengerikan. Bergemuruh menakutkan.
Ujung air menghantam tembok sekolah. Ibu guru Nur berteriak panik. Delisa ingin khusuk. Delisa ingin satu. “Rab-ba-na-la-kal-ham-du..” tubuh Delisa terpelanting. Gelombang tsunami sempurna sudah membungkusnya. Delisa mengap-mengap.
Analisis
Seperti novel karya Tere Liye yang lain, Hafalan Sholat Delisa merupakan novel yang banyak mengandung makna, betapa tidak novel ini menceritakan tentang cobaan, serta ketabahan dalam menghadapi hidup, apalagi yang mengalaminya adalah anak yang masih berumur 6 tahun. Saya benar-benar tenggelam dalam cerita yang ditulis oleh Tere Liye, bahkan saya sendiri tak sadar bahwa novel ini saya habiskan dalam satu malam. Bukannya saya rakus atau terlalu bersemangat, namun karena cerita ini sungguh dapat membuat pembaca tenggelam dalam ceritanya, menghayatinya.
Dalam novel ini juga, penulis ingin menyampaikan betapa pentingnya mensyukuri hidup, nikmat serta karunia yang sudah diberikan oleh-Nya. Ide ceritanya pun menarik, penulis terinspirasi peristiwa tsunami yang meluluh lantakkan Aceh dan sekitarnya. Terakhir dari saya novel ini cocok dibaca oleh berbagai kalangan baik remaja, maupun dewasa.
Ada kata-kata Delisa yang masih teringat dalam pikiran saya, yaitu:
"Delisa cinta Umi karena Allah", ini mungkin menjadi renungan bagi kita, apakah kita pernah mengatakan tersebut pada ibu kita? mohon dijawab sendiri.
Kabar baik bagi penggemar novel Tere Liye, di akhir bulan Desember 2011, tepatnya 22 Desember 2011 Film dari Hafalan Sholat Delisa akan ditayangkan. Semoga dengan adanya film ini membuat para pencipta film lebih gencar dalam membuat film seperti ini. Ini salah satu trailer dari film tersebut yang saya ambil dari Youtube semoga bermanfaat.
Ada kata-kata Delisa yang masih teringat dalam pikiran saya, yaitu:
"Delisa cinta Umi karena Allah", ini mungkin menjadi renungan bagi kita, apakah kita pernah mengatakan tersebut pada ibu kita? mohon dijawab sendiri.
Kabar baik bagi penggemar novel Tere Liye, di akhir bulan Desember 2011, tepatnya 22 Desember 2011 Film dari Hafalan Sholat Delisa akan ditayangkan. Semoga dengan adanya film ini membuat para pencipta film lebih gencar dalam membuat film seperti ini. Ini salah satu trailer dari film tersebut yang saya ambil dari Youtube semoga bermanfaat.
kapan nonbar?
BalasHapusTau nih pdhl besok, udh mulai
BalasHapusHud nonton di Pasuruan aja, tp kayaknya bioskopnya udah dibeli Habib Taufiq dan g dijadiin bioskop lg. Gmn?
Novel ini bagus dan dianjurkan untuk membacanya
BalasHapusAku aja sampai nangis bacanya T_T