Senin, 31 Oktober 2011

Era Kolonialisme Modern

Nusantara tebentang dari Sabang sampai Merauke, terbentang keindahan alam yang mempesona, membuat siapa pun yang memandang tak jenuh-jenuhnya dan tak ingin beranjak dari tempat berdiri. Indonesia memiliki keindahan yang menawan serta cuaca dan tanah yang subur tak lepas dari keberadaan Indonesia yang dilewati garis khatulistiwa.
Iklim di negeri ini sangat besahabat, sehingga hampir semua jenis tanaman dan hewan dapat hidup dan berdaptasi di sini. Kekayaan bumi pertiwi ini juga tak terkalahkan dengan negeri lain. Mulai kekayaan laut, kekayaan bumi/barang tambang, serta kekayaan alam yang memikat hati para turis. Namun apakah kekayaan tersebut sudah membuat negeri ini makmur, sejahtera, sentosa?
Memang benar kekayaan alam yang dimiliki oleh suatu negara tak menjamin negara tersebut bakal makmur dan sentosa. Buktinya saja Jepang, walaupun tak memiliki tanah yang subur seperti Indonesia, namun Jepang mampu menjadi macan Asia. Yang diperlukan negara kita adalah orang-orang yang ahli yang mampu memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Namun itu semua tak akan terwujud tanpa dukungan dari berbagai pihak.
Mungkin kita tak sadar jika negara kita sedang dijajah, sadarlah negara kita sedang dijajah oleh orang-orang yang ingin memperkaya diri mereka sendiri, orang-orang kapitalis yang tak berperikemanusiaan. Memang kita tidak sedang ditekan dan dituding dengan senapan, tetapi apakah eksploitasi besar-besaran emas di bumi Papua, batu bara di Kalimantan serta tambang-tambang minyak yang tak dapat disebutkan tidak membuktikan itu. Dulu kekayaan alam kita dicuri serta dirampas secara paksa oleh kolonialis, tetapi sekarang dengan cara yang lebih halus, yaitu dengan melakukan MoU tentang pengelolaan kekayaan alam dimana kita berada dalam pihak yang dirugikan, jangan jadikan alasan karena teknologi kita tidak mendukung serta tenaga ahli kita kurang untuk mengolah sendiri kekayaan kita. Kita hanya bisa menjadi kuli dan buruh dinegara kita sendiri, seharusnya menurut UUD 1945, kekayan di bumi pertiwi kita ini untuk kesejahteraan rakyat, tetapi kenyataannya tidak. Ironisnya yang menyayat hati saya ketika dengan lantangnya Malaysia mencaplok pulau-pulau kecil perbatasan, barulah Indonesia sadar kalau ada pulaunya diambil negara lain.
Rakyat kita menderita tetapi para kapitalis serta pembantu-pembantunya sedang sibuk memperkaya diri mereka sendiri. Seharusnya pemerintah kita bertindak tegas, jangan hanya mau menjadi mainan orang kapitalis yang berasal dari luar negeri.



2 komentar:

  1. Sebenarnya masalahnya tidak terletak pada ketersediaan Sumber Daya namun lebih menuju ke pengelolaan Sumber Daya

    BalasHapus

Mari kita biasakan untuk tidak COPAS, dan tinggalkan komentar untuk blog ini. Terima kasih