Pada hakikatnya kita adalah pemimpin, pemimpin bagi diri kita sendiri. Tetapi tak semuanya dapat memimpin orang banyak, diperlukan keterampilan-keterampilan khusus. Maka tak heran jika hanya ada satu presiden dan wakilnya di negara ini, untuk itu diperlukan orang yang memilki jiwa leadership yang tinggi, kewibawaan, integritas dan lain sebagainya.
Dalam aturan mainnya siapapun dapat menjadi presiden dengan ketentuan tersendiri, jadi tidak hanya sebatas orang priyayi atau orang-orang yang memilki pengaruh, namun dalam negeri ini yang menjadi presiden kebanyakan adalah orang-orang yang berpengaruh dan banyak uang. Inilah yang membuat pesimis orang-orang kecil. Bayangkan saja untuk menjadi kapala desa saja harus mengeluarkan berjuta-juta rupiah untuk sukses itu pun tak menjamin, apalagi untuk jadi presiden.
Dalam aturan mainnya siapapun dapat menjadi presiden dengan ketentuan tersendiri, jadi tidak hanya sebatas orang priyayi atau orang-orang yang memilki pengaruh, namun dalam negeri ini yang menjadi presiden kebanyakan adalah orang-orang yang berpengaruh dan banyak uang. Inilah yang membuat pesimis orang-orang kecil. Bayangkan saja untuk menjadi kapala desa saja harus mengeluarkan berjuta-juta rupiah untuk sukses itu pun tak menjamin, apalagi untuk jadi presiden.
Mungkin kalau dilakukan penelitian mengenai cita-cita siswa di suatu kelas, apa cita-cita kalian, tak heran jika banyak yang ingin jadi dokter, pilot, dan lain-lain, tetapi hampir tidak yang ingin jadi presiden. Ada hal lucu dalam pemilu presiden yaitu, di pagi-pagi ada pembagian uang, sembako, kaos, dan banyak yang lain, dalam ilmu kepolitikan disebut sebagai serangan fajar. Tak heran sekarang ada trik tersebut, karena memang keinginan yang tinggi dari seorang calon. Dan orang-orang kecil pun tak menghiraukannya, karena yang ada dalam pikiran orang-orang kecil yang penting dapat terpenuhinya kebutuhan sehari-hari, siapapun yang jadi presiden dapat menurnkan harga makanan pokok. Janji diobral di kampanye, di sana sini poster bertuliskan pilih no.1 rakyat sejahtera. Tapi janji tersebut hanya omong kosong, tak pernah terealisasikan.
Pemimpin sekarang memanfaatkan kepemimpinannya untuk dirinya sendiri, sebagai sarana untuk memperkaya diri sendiri, lupa pada rakyatnya. Di saat rakyat kepanasan di jalan raya untuk menyambung hidup, pemimpin kita berada di ruangan yang ber-ac. Di saat rakyat kedinginan karena atap rumahnya bocor, pemimpin sedang menikmati tidurnya. Di saat rakyat kelaparan, pemimpin tak menedengar jeritannya.
Prinsip pemimpin sendiri adalah pelayan rakyat, jadi seharusnya pemimpin yang memikirkan rakyatnya, tidak makan sebelum rakyatnya makan.
Ingatkah kawan tentang cerita khulafaur rasyidin, Umar bin Khatab yang setiap malam keliling kampung untuk melihat rakyatnya yang membutuhkan dan menolongnya langsung. Ingatkah kawan seorang pemimpin yang besar, Nabi Muhammad hanya tidur di alas pelepah kurma. Ingatkah kawan tentang cerita Umar bin Abdul Aziz yang selalu takut akan pertanggungjawabannya nati. Itu adalah teladan, yang seharusnya diteladani oleh pemimpin-pemimpin kita.
Jika anda jadi presiden apa yang anda lakukan?
Semua orang dapat menjadi presiden, oleh karena itu saya pun ingin jadi presiden. Walaupun itu hanya mimpi saja, tapi tak ada salahnya saya bermimpi, kan? Memang saya belum siap untuk memikul amanah yang besar tersebut, tapi kembali lagi ini adalah keinginan dan mimpi tapi tak menuntut kemungkinan hal itu akan terjadi.
Hal pertama yang sayalakukan adalah merombak semua pejabat dan menempatkan orang-orang yang sudah ahli dalam bidangnya, hal ini juga dilakukan oleh Umar bin Abdul Aziz dan Ali bin Abu Thalib. Kemudian akan saya bentuk tim-tim penyelidik yang bertugas memantau tugas para pejabat, mulai dari menteri sampai tingkat desa. Kemudian akan saya lebih mensejahterakan rakyat dengan cara membuka lapangan pekerjaan, menggalakkan progam zakat, infaq, shodaqah yang ditangani oleh negara dan bertanggung jawab menyalurkannya. Mendirikan lembaga yang mengurus tentang keberagaman agama, suku, ras bertugas untuk menjaga kerukunan. Menggratiskan biaya berobat. Memutuskan kerja sama yang merugikan negara. Menggratiskan biaya pendidikan sampai tingkat SMA. Inti dari program tersebut ialah berkoordinasi dengan lembaga yang terkait untuk lebih mensejahterakan rakyat. Dan tujuan akhir saya adalah tak satu orang pun yang menganggur, tak satu orangpun yang kelaparan, tak satu orang pun yang menderita, Indonesia Lebih Baik.
ei, program zakat, infak dan sebagainya bukankah sudah masuk ke pajak ?
BalasHapuszakat dan sebagainya = untuk membantu orang yang kurang mampu
pajak = disetorkan oleh golongan menengah ke atas untuk kesejahteraan masyarakat, terutama dari yang kurnag mampu
itu teorinya namun kenyataannya?
BalasHapus